Selasa, 07 Januari 2014
Di tolak..!!
Pada suatu masa beberapa tahun lalu, gue pernah naksir cewek sekampung. Sebut saja namanya Bunga tapi gak pake Citra Lestari. Kala itu dia baru aja lulus kedokteran di Jakarta. Gak terlalu cantik sih tapi gak malu-maluin kalo cuma buat digandeng ke kondangan. Body-nya semok sadis kayak gitar spanyol bodol. Udah gitu bokapnya tajir biadab, masuk daftar 547 orang terkaya sekampung. Sawahnya luas sapinya banyak mobilnya delapan istrinya tiga. Bayangin deh!
Begitu Bunga udah balik dari ibu kota, cowok-cowok kampung langsung sibuk merenovasi diri buat modal mendekati Bunga. Gue juga, walau dengan modal yang gak seberapa pantas untuk dibanggakan, tetap gak mau kalah. Maju terus pantang malu. Jaman penjajahan aja, para pahlawan cuma bermodal bambu yang diruncingin, gak gentar kok melawan kompeni yang pake bedil.
Singkat status, setelah pedekate alakadarnya, gue langsung nembak Bunga. Simpel aja. Gak pakai cincin, gak pake seiket kembang, gak didahului pembacaan puisi, gak disiarin langsung di tv lokal. Lokasinya pun amat sangat simpel: di sebelah kandang sapi! Bukan di restoran mewah bercahayakan lilin kecil apalagi di kapal pesiar.....
"Selama di Jakarta, loe makin sesuatu deh?" Gue memulai.
"Alhamdulillah yah? Tapi maksudnya apa?" Bunga gak ngerti.
"Maksud gue, loe makin bahenol, makin manis, makin imut. Gue makin gemes. Mau gak gue tendang?"
"Ihh apaan sih?? Ya enggaklah!"
"Ditendang gak mau. Tapi kalo jadi pacar gue mau kan?"
Peluru udah ditembakan. Target tampak melongo dongo. Dalam hati gue berdoa semoga peluru cinta gue tadi gak salah sasaran mengenai sapi.
"Gue cinta sama loe, Bungaaa..
Peluru kedua. Untuk sesaat Bunga terhenyak. Mulutnya bergerak-gerak seperti mau ngomong sesuatu tapi gak sanggup. Mungkin dia shock, seumur hidupnya dia gak pernah menyangka bakal ditembak oleh lelaki terganteng di seantero desa ini.
"Ka.. Kamu serius ?" Tanya Bunga dgn suara terbata-bata.
"Serius!"
"Serius banget apa serius aja?"
"Serius banget!"
"Serius banget nget nget nget?!"
"Iya Bunga. Bangetnya sejuta, dech!"
"Baiklah. Kalo emang bener2 serius, yuk ke kamar gue sekarang?"
"Hah? Ke kamar? Ngapain?!"
"Udah deh ayuk, aku mau tunjukin sesuatu, ihihihi..
Tanpa permisi Bunga langsung meraih tangan gue dengan mesra. Owh... Indahnya
dunia. Rumput2 seakan menjadi bunga. Kandang sapi bagaikan istana. Lalu Bunga menarik tangan gue, dibawanya pergi menjauh dari istana eh kandang sapi, menuju rumahnya.
"Ayo ke atas, kamarku di lantai 3" Kata Bunga tersenyum sedikit genit.
"Beneran ke kamar?" tanya gue deg-degan, gue merasa sebentar lagi keperjakaan gue bakal hilang...
Bunga terus menuntun gue naik. Sampai di lantai 3, Bunga langsung membukakan pintu kamar untuk gue. Kreekk..
"Silahkan masuk... " Kata Bunga dengan manisnya.
Suer?! Gue masih belum sepenuhnya percaya bisa berduaan sama Bunga, di kamarnya yang wangi, serta ranjang yang bagus bersih dan pasti empuk itu. Gue bentur-benturin kepala ke dinding. Dug! Dug! Dug! Sakit Bay?! Berarti ini bukan mimpi?
"Udah di kamar nih, trus...?" Kata gue malu-malu kucing garong, makin deg-degan, dalam benak udah tergambar adegan Ariel_Luna Maya.
"sekarang, loe ke lemari itu deh bentar..
"Emang ada apa?" Tanya gue sambil melangkah gagah ke lemari.
"Jadi gini, di lemari itu kan ada cerminnya? Nah, seharusnya tadi sebelum nembak gue tuh loe bercermin dulu!! Lo tuh siapa?! Ngaca woey! NGACA!!" *banting beha
Gue: udah gk inget apa2, kalo kata temen sih gue pingsan 7hari 7malem!!! Gue di tolak brayy....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar