Kamis, 13 Maret 2014

coretan.....

“Kamu melodi, aku simponi. Manakah yang lebih menyejukan?
Aku pikir keduanya
kalau begitu bisakah aku dan kamu menjadi kita?”

“Aku dan kamu tidak perlu menjadi kita untuk bahagia, kamu fana dan aku terlalu nyata.
Seperti hujan dan pelangi yang tidak bisa muncul bersamaan.
Tapi, keduanya saling melengkapi,”



“Bukankah sekelompok not yang berjajar perlu seorang pemain musik untuk membuktikan lantunan irama mereka? seperti aku, butuh akan kamu,”

“Jika hanya ingin dibuktikan, ada komponen lain yang mampu menggantikan peranmu. Tapi, jajaran not itu tercipta, oleh seseorang yang tak dapat digantikan. Mungkin, kamu?”

“Aku tidak menamakan diri sebagai seorang yang menjajikan. Aku hanya menciptakan sesuatu dengan pamrih senyuman darimu. Mungkin sedikit menjentikan jari tanda kamu sedang menikmati,”

“Aku cukup pandai menikmati kamu dalam diam. Seberapa asingnya kamu yang tidak menyadari itu? Ah, pasti angin lupa menyampaikan pesanku
Dan.....
jika suatu masa kita saling melempar emosi..
ingatlah masa kita melempar senyum
jika tiba suatu masa kita ingin berjalan sendiri
ingatlah masa dimana kita berusaha saling menyatukan
terkadang aku membencimu,tetapi aku lebih sering mencintaimu
dan percayalah disaat aku membencimu,aku hanya mencintaimu dengan cara yang berbeda
mungkin tabu bicara soal cinta,tapi apa istilah yang tepat untuk senyum kita.
yang kita kenang sebelum tidur
yang kita rindukan disaat jauh
yang kita tangisi ketika mulai hilang

biarkan aku,membiarkanmu untuk memelukku lagi


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar