Kamu melodi, aku simponi. Manakah yang lebih menyejukan?
Aku pikir keduanya
kalau begitu bisakah aku dan kamu menjadi kita?
Aku dan kamu tidak perlu menjadi kita untuk bahagia, kamu fana dan aku
terlalu nyata.
Seperti hujan dan pelangi yang tidak bisa muncul
bersamaan.
Tapi, keduanya saling melengkapi,
Bukankah sekelompok not yang berjajar perlu seorang pemain musik untuk
membuktikan lantunan irama mereka? seperti aku, butuh akan kamu,
Jika hanya ingin dibuktikan, ada komponen lain yang mampu menggantikan
peranmu. Tapi, jajaran not itu tercipta, oleh seseorang yang tak dapat
digantikan. Mungkin, kamu?
Aku tidak menamakan diri sebagai seorang yang menjajikan. Aku hanya
menciptakan sesuatu dengan pamrih senyuman darimu. Mungkin sedikit
menjentikan jari tanda kamu sedang menikmati,
Aku cukup pandai menikmati kamu dalam diam. Seberapa asingnya
kamu yang tidak menyadari itu? Ah, pasti angin lupa menyampaikan
pesanku
Dan.....
jika suatu masa kita saling melempar emosi..
ingatlah masa kita melempar senyum
jika tiba suatu masa kita ingin berjalan sendiri
ingatlah masa dimana kita berusaha saling menyatukan
terkadang aku membencimu,tetapi aku lebih sering mencintaimu
dan percayalah disaat aku membencimu,aku hanya mencintaimu dengan cara yang berbeda
mungkin tabu bicara soal cinta,tapi apa istilah yang tepat untuk senyum kita.
yang kita kenang sebelum tidur
yang kita rindukan disaat jauh
yang kita tangisi ketika mulai hilang
biarkan aku,membiarkanmu untuk memelukku lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar